Remediasi Tanah Akibat Tsunami


Masalah utama yang berhubungan dengan kualitas lahan yang terkena dampak tsunami adalah meningkatnya salinitas tanah, ketebalan sedimen, menurunnya kualitas air, dan buruknya sistem sanitasi lingkungan. Akibat gelombang tsunami yang menimpa suatu wilayah, banyak lahan pertanian di wilayah pesisir pantai mengalami kerusakan akibat terjadinya akumulasi sampah dan sedimen serta bahan-bahan pencemar lainnya seperti sampah-sampah rumah tangga, logam berat, dan senyawa beracun lainnya yang terbawa lewat lumpur tsunami. Sebaran sedimen bervariasi antara satu tempat dengan tempat yang lain. Ketebalan sedimen dan masalah salinitas tanah dan air dapat mempengaruhi upaya remediasi lahan untuk pertanian.

• Perlu pembersihan dan perbaikan saluran irigasi dan drainase.

• Perlu pencucian garam pada lapisan atas dari profil tanah dengan air dari saluran irigasi dengan metode penggenangan (basin irrigation) untuk atau dengan irigasi alur (furrow irrigation).

• Perlu pembuatan bedengan untukpenanaman agar memudahkan dalam pengelolaan kelebihan (excess) garam/salinitas (Mitchel, 1983). o Neraca air = (Curah Hujan + irigasi—Evaporasi)

• Khusus untuk padi, maka perlu dibuat pematang agar dapat digenang (dipersawahkan), karena akibat tsunami, semua pematang sawah telah hilang/rata.

• Perlu ditetapkan neraca kebutuhan air untuk pencucian garam dan kebutuhan air tanaman.

• Untuk menurunkan dan mengurangi tingkat salinitas tanah dapat digunakan bahan amelioran seperti CaSO4, pupuk kandang, dan S elementer.

• Pada lahan yang tidak terpengaruh tsunami, pemakaian lahan untuk areal persawahan dapat langsung digunakan tanpa rehabilitasi yang berat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENCEMARAN AIR OLEH PANAS, FISIKA LINGKUNGAN, 02 SEPTEMBER 2019

Setitik Goresan Luka Mendalam