PENGEMBANGAN DAN EVALUASI MEDIA

KONSEP DAN PROSEDUR PENGEMANGAN EALUASI

Media pembelajaran dapat dipilih bilamana memberikan dukungan terhadap isi bahan pembelajaran dan kemudahan untuk memperolehnya. Tetapi jika media pembelajaran yang sesuai belum tersedia, maka guru berupaya untuk mengembangkannya sendiri. Pengembangan media pembelajaran sederhana dapat dikembangkan oleh guru sendiri. Media tersebut meliputi media berbasis visual (gambar, chart, grafik, transparansi, dan slide), media berbasis audiovisual (video dan audio-tape), dan media berbasis komputer (komputer dan video interaktif)
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa-siswi dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan reprsentasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau situasi.
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Tampilan visual harus dapat dengan mudah dimengerti, terang/dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanya. Dalam proses penataan elemen-elemen dalam visualisasi perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu (Arsyad, 2002:107) antara lain sebagai berikut.
a. Kesederhanaan. Secara umum kesederhanaan mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual.
b. Keterpaduan. Keterpaduan mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.
c. Penekanan. Visualisasi yang disajikan perlu penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa-siswi. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.
d. Keseimbangan. Keseimbangan yang keseluruhannya simetris disebut keseimbangan formal dan bersifat statis. Sebaliknya keseimbangan yang tidak keseluruhannya simetris (informal) memberikan kesan dinamis dan dapat menarik perhatian.
e. Bentuk. Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa-siswi dapat membangkitkan minat dan perhatian.
f. Garis. Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa-siswi untuk mempelajari suatu urutanurutan khusus.
g. Tekstur. Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsure seperti halnya warna.
h. Warna. Warna merupakan unsur visual yang penting, perlu perhatian dalam penggunannya agar diperoleh dampak yang baik.
Media Berbasis Audio-Visual
Media audio dan audio-visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk keperluan berikut.
1. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar.
2. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi.
3. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
4. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat
kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah. Media Berbasis Komputer Kemajuan teknologi komputer pada akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media komputer sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama pembelajaran dengan bantuan komputer (computer assisted instruction – CAI) atau (computer assisted learning – CAL). Dilihat dari situasi belajar di mana komputer digunakan untuk menyajikan isi pembelajaran, CAI dapat berbentuk tutorial, drills and practice, simulasi, dan permainan.
1. Tutorial. Program pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur.
2. Latihan dan praktik (drills and practice). Latihan untuk mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasaan konsep dapat dilakukan dengan modus drills and practice.
3. Simulasi. Program simulasi dengan bantuan komputer mencoba untuk manyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata.
4. Permainan instruksional. Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
Alat Evaluasi Pembelajaran.
Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematis, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas. Secara umum ada empat jenis evaluasi, yaitu:
1. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan materi pokok pada suatu bidang studi tertentu.
2. Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran dalam satu caturwulan semester, atau akhir tahun.
3. Evaluasi Penempatan (Placement), yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
4. Evaluasi Diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik baik merupakan kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran.
Untuk keperluan evaluasi diperlukan alat evaluasi yang bermacam-macam. Wrightone dalam bukunya Evaluation in Modern Education menggolongkan macam-macam alat evaluasi menjadi sembilan kelompok, yaitu:
1) short answer, 2) essay and oral examinations, 3) observation and anecdotal records, 4) questionnaires, inventories and interviews, 5) checklists and rating scales, 6 personal reports and projectives techniques, 7) sociometric methods, 8) case studies, 9) cumulative records.
Alat-alat penilaian di atas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Jenis Tes, digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, bakat (intelegensi).
2. Jenis Non Tes, digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik yang mencakup aspek sikap, minat, kepribadian peserta didik, wawancara, angket dan observasi.

REFERENSI 

Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Djamarah Bahri, Startegi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1995
Daradjat Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Remediasi Tanah Akibat Tsunami

FISIKA LINGKUNGAN Mengapa Garam Digunakan untuk Membuat Hujan Buatan?