Komponen Belajar
jum'at 21,09,2018
. Kali ini, saya akan membagikan materi tentang Komponen belajar mencakup karakterustik siswa, pembelajaran fisika, tujuan pembelajaran dalam fisika dan assesment pembelajaran . Silahkan dibaca ya....
Karakteristik Siswa
Menurut
Sudirman (1990) Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan
dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari
lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih
cita-citanya.
Menurut
Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau
kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi
belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang
dimiliki.
Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Usia
Fase- Fase Perkembangan Manusia
1. Permulaan kehidupan (konsepsi)
2. Fase prenatal (dalam kandungan)
3. Proses kelahiran (± 0-9 bulan)
4. Masa bayi/anak balita (± 0-1 tahun)
5. Masa kanak-kanak (± 1-5 tahun)
6. Masa anak-anak (± 5-12 tahun)
7. Masa remaja (± 12-18 tahun)
8. Masa dewasa awal (± 18-25 tahun)
9. Masa dewasa (± 25-45)
10. Masa dewasa akhir (± 45- 55)
11. Masa akhir kehidupan (± 55 tagu ke atas)
Pada pembahasan ini, kami hanya membahas materi sejak masa kanak-kanak
hingga masa dewasa awal saja sesuai usia pendidikan.
Karakteristik
atau kepribadian seseorang dapat berkembang secara bertahap. Berikut
ini adalah krakteristik perkembangan pada masa anak samapai masa puber.
· Krakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak
meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD.
Tekanan dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah
menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada
masa ini, anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik
dan menuntut kebebasan. Perilaku anak sulit diatur, bandel, keras
kepala, dan sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini memang
sangat menyulitkan para pendidik. Tak heran, apabila para guru Playgroup
sampai SD harus lebih bersabar dalam melangsungkan pembelajaran atau
mendidik siswa. Disiplin mulai bisa diterapkan pada anak sehingga anak
dapat mulai belajar hidup secara tertib. Dan sikap para pedidik sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak.
· Krakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya
dengan ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan
atau label yang digunakan pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut
masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena pada masa ini anak
lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang
tuanya. Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan
tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda miliknya. Para
pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena pada rentang
usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah dasar. Di sekolah
dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan melanjutkan studi
dan penyesuaian diri dalam kehidupannya kelak.
· Krakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir
dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap:
prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan
dua tahun terakhir masa anak akhir. Tahap puber terjadi pada batas
antara periode anak dan remaja, di mana ciri kematangan seksual semakin
jelas (haid dan mimpi basah). Tahap pascapuber bertumpang tindih dengan
dua tahun pertama masa remaja. Waktu masa puber relatif singkat (2-4
tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan
mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan keraguan dan
perasaan tidak aman pada anak puber. Peubahan fisik dan sikap puber ini
berakibat pula pada menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang
terkait dengan penerimaan konsep diri, serta persoalan dalam berhubungan
dengan orang di sekitarnya. Orang dewasa maupun pendidik perlu memahami
sikap perilaku anak puber yang kadang menaik diri, emosional, perilaku
negative dan lain-lain, serta membantunya agar anak dapat menerima peran
seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat di
sekitarnya.
Karakter dalam Pembelajaran Fisika
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari zat dan interaksi komponen-komponennya.
Kembali
kami ingatkan tentang tujuan pembelajaran Fisika dalam kurikulum
pendidikan di negara kita. Di sana disebutkan agar peserta didik
memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
- Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
- Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain
- Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
- Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
- Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
TUJUAN PEMBELAJARAN FISIKA
Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Allah SWT.
- Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
- Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah dan manafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
- Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
- Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Allah SWT.
- Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
- Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah dan manafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
- Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
- Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Allah SWT.
- Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
- Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah dan manafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
- Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
- Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
ASESMEN PEMBELAJARAN
Pengertian Asesmen
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli :
Menurut Robert M Smith (2002) “Suatu
penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan
untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk
menyusun suatu rancangan pembelajaran.
Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis “Proses
sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk
melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,
sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan.
Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program
pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
Tujuan Asesmen Berbasis Kelas
Secara rinci tujuan dari penilaian kelas adalah sebagai berikut :
a. Dengan
melakukan asesmen berbasi kelas ini pendidik dapat mengetahui seberapa
jauh siswa dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, baiik
selama mengikuti pembelajaran atau setelahnya.
b. Saat melaksanakan asesmen , pendidik juga dapat langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik.
c. Pendidik dapat terus melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dialami peserta didik.
d. Hasil
pantaua kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus
menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik untuk
memperbaiki metode, pendekatan, kegaiatan, dan sumber belajar yang
digunakan, seuai dengan kebutuhan materi dan kebutuhan siswa.
e. Hasil asesmen dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan Komite Sekolah tentang efektivitas pendidikan.
Fungsi Asesmen Berbasis Kelas
Secara rinci fungsi dari penilaian kelas dapat dijelaskan sebagai berikut ( Diknas, 2006) :
a. Tujuan pembelajaran adalah pencapaian standar kompetesi maupun kompetensi dasar.
b. Asesmen
berbasis kelas dapat berfungsi pula sebagai landasan pelaksanaan
evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, dan membuat keputusan tentang langkah berikutnya,
baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk
penjurusan.
c. Sejalan
dengan tujuan asesmen yang telah dikemukan diatas maka salah satu
fungsi asesmen berbasis kelas ini adalah menemukan kesulitan belajar dan
kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai
alat diagnosis yang membantupendidik menentukan apakah seorang siswa
perlu mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan.
d. Asesmen
juga berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat menemukan kelemahan
dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan atau sedang
berlangsung.
e. Kesemuanya
dapat dipakai sebagai control bagi guru sebagai pendidik dan semua
stake holder pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan
perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik.
f. Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,
g. Sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa.
h. Asesmen
digunakan untuk menemukan dan menetapkan di mana letak masalah yang
dihadapi serta apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak.
i. Guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.
Prinsip-prinsip Asesmen
Prinsip
dalam menerapkan asesmen ada 7 macam, prinsip-prinsip memberikan visi
tentang cara-cara mentransformasikan asesmen sebagai bagian dari
reformasi sekolah dengan focus utama pada perbaikan asesmen kelas untuk
mendukung belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Tujuan utama asesmen adalah memperbaiki belajar peserta didik
2. Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik
3. Objektif bagi semua peserta didik
4. Kolaborasi profesional
5. Parisipasi komite sekolah dalam pengembangan asesmen
6. Keteraturan dan kejelasan komunikasi mengenai asesmen
7. Peninjauan kembali dan perbaikan asesmen
Strategi Asesmen
1. Asemen Statis
Asesmen
statis adalah asesmen yang yang dilakukan berdasarkan pola wakt yang
telah ditentukan. Misalnya dilakukan pada awal masuk sekolah atau tahun
pelajaran baru, tengah semester dan akhir semester.
2. Asesmen Dinamis
Asesmen
dinamis adalah asesmen yang dilakukan tanpa terikat oleh pola waktu.
Asesor terus melakukan penilaian, pengukuran dan evaluasi sepanjang
perkembangan anak dalam proses belajar atau kehidupannya. Setiap hasil
asesmen menjadi baseline bagi asesmen berikutnya.
3. Teknik
Tekniknya
meliputi tes, evaluasi, wawancara, observasi, dan analisis pekerjaan
anak. Dalam satu proses asesmen, biasanya semua teknik itu digunakan,
tidak hanya satu teknik saja.
Langkah-langkah Pokok Asesmen
1. Menyusun rencana asesmen
2. Mengumpulkan data
3. Melakukan Verifikasi
4. Mengolah dan menganalisa data
5. Melakukan penafsiran / interprestasi dan menarik kesimpulan
6. Menyimpan instrumen dan hasil asesmen
7. Menindak lanjuti hasil asesmen
Demikianlah,postingan materi yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat.
Wassaalamu;alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar